Para pedagang menyalahkan sumber informasi mereka dan mencemooh pencari berita. Kuda mereka terlalu lambat, penunggangnya malas, mereka mendapatkan pukulan telak, penjelasan yang mungkin adalah Homma pasti memiliki intel yang lebih baik. Dia pasti punya kurir merpati untuk mengetahui semua hal. Sekarang para pedagang terpaksa membeli beras dari Homma dan dia pasti meminta harga yang tinggi.
Ketika matahari terbit pada hari keempat, Homma duduk di gudangnya dengan lembaran kertas bersimbol aneh kesayangannya. Seseorang bekerja semalaman untuk menyimpan cadangan beras di gudangnya. Gudang tambahan digunakan untuk menyimpan beras yang akan tiba dari sawah setempat. Gudang beras di Osaka tahun ini sedang murah karena panen beras hanya terbatas untuk pasokan lokal. Dalam satu jam pedagang beras Osaka akan berada di depan pintunya, dengan putus asa membeli beras musim terbaru yang mereka tolak tiga hari lalu. Senjata Homma tak secepat kuda atau merpati, tetapi Homma mampu mengabaikan isu yang bermunculan.
Senjata Homma adalah kertas perkamen. Semua pola aneh yang digambar Homma pada perkamen setiap pagi merupakan catatan harga beras pada beberapa hari dan minggu sebelumnya, dan catatan itu digambar dengan cara khusus. Homma telah menemukan grafik pasar modern, pola cantiknya dikenal dengan istilah “Batang Lilin” (Candlestick). Dari pola batang lilin, Homma dapat memprediksi arah harga beras di masa depan. Pengetahuan ini adalah senjata Homma yang sangat berharga.
Homma telah mengalahkan kartel pedagang beras dan akan selamanya menjadi supremasi pedagang beras Osaka. Hanya dalam empat hari Homma sudah menjadi raja pedagang beras. Grafik batang lilinnya merefleksikan semua yang diketahui tentang harga pembukaan, tertinggi, terendah, dan harga penutupan. Hubungan dengan harga pembukaan akan menentukan apakah batang lilin akan kosong (harga bergerak dari pembukaan ke penutupan) atau terisi (biasanya merah atau hitam). Homma memberi nama setiap pola: Long days, Short days, White Marubozu, Black Marubozu, Spinning tops, Stars, Rain drops, Dark Cloud Cover, Evening Star, Doji, Three Black Crows, Dragonfly Doji, Hanging Man, dll. Semuanya memiliki arti spesifik bagi Homma.
Setelah mendominasi pasar beras Osaka, Homma menjadi pembuat grafik pertama yang menaklukkan perdagangan Muneisha di pasar Edo dimana ia dilaporkan telah membuat seratus kemenangan. Homma jadi ngetop di seluruh penjuru Jepang. Ia dijuluki dewa pasar. Ia kemudian menjadi penasihat keuangan kekaisaran Jepang dan diangkat sebagai Samurai, penghargaan tertinggi yang diberikan kepada warga Jepang. Bukunya “Sakata Shenso” dan “Sob Sani No Den” meningkatkan reputasinya, dan aturannya dikenal sebagai “Hukum Sakata”. Hukum Sakata adalah dasar pembuatan grafik batang lilin modern.
Bursa beras Dojima secara resmi terbentuk pada akhir tahun 1600-an. Setelah 1710, perdagangan beras meluas ke penerbitan dan negosiasi tanda terima / resi gudang / kupon beras, bentuk awal dari produk futures modern, dan beras menjadi penunjang utama ekonomi Osaka. Sekitar 1.300 pialang beras bertransaksi di Bursa Beras Dojima. Setelah penentuan mata uang Jepang, beras menjadi mata uang pilihan. Seorang Daimyo yang membutuhkan uang dapat mengirimkan kelebihan berasnya ke Osaka, mendapatkan resi gudang, dan menjualnya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Menjual hasil panen dan menggadaikan panen masa depan menjadi hal lumrah. Kupon beras yang dibuat di Bursa Beras Dojima merupakan kontrak futures pertama di dunia. Kupon beras kemudian dikenal dengan istilah “beras kosong”, beras bukan dalam wujud sebenarnya, atau beras yang belum dipanen. Perdagangan kupon beras menjadi tren setelah pada tahun 1749, sekitar 110.000 karung beras diperdagangkan secara bebas sementara baru ada 30.000 karung beras di seluruh Jepang. (Sumber: Aspen Research Ltd.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar